Revolusi Industri di Inggris - Pada zaman pertengahan Inggris masih
merupakan sebuah wilayah yang terbelakang. Saat itu Inggris hanya mempunyai
satu kota penting: London. Selebihnya wilayah Inggris hanya wilayah pedesaan
yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Walaupun demikian
sumber utama pendapatan Inggris dari kerajinan bulu domba sebagai bahan wol
merupakan bulu domba yang menjadi bahan mentah utama bagi pusat-pusat industri
kain wol di Italia Utara dan Vlaanderen.
Pada saat itu kebutuhan masyarakat
Inggris belum begitu banyak sehingga kebutuhan akan sandang, pangan dan papan
dapat dipenuhi oleh masingmasing keluarga. Pada saat itu perdagangan belum
berkembang. Kegiatan tukar menukar barang masih dalam skala kecil dengan
jangkauan wilayah yang relatif terbatas.
Hal tersebut disebabkan karena satu
keluarga hanya menghasilkan barang untuk kebutuhan keluarganya sendiri.
Produksi mereka tidak dimaksudkan untuk dijual kepada orang lain, hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Perilaku seperti ini merupakan salah satu
ciri dari masyarakat tradisional.
1. Kondisi Masyarakat Inggris Sebelum
Revolusi Industri
Pada abad ke-16 dan ke-17 kondisi
negara-negara Eropa selain Inggris selalu dalam keadaan peperangan dan
perselisihan. Akibatnya banyak usahawan dan para tukang dari pusat industri
berdatangan ke Negara yang aman dan tidak terlalu bergejolak. Salah satu dari
negara yang tidak terlalu bergejolak tersebut adalah Inggris. Sebagian besar
usahawan tersebut menetap di Inggris. Sementara kedatangan para pengusaha dan
tukang tersebut telah mendatangkan keuntungan bagi perekonomian Inggris. Hal
tersebut ditandai dengan maraknya industri rumahan (home industry).
Benda-benda yang dibuat oleh
industri rumahan tersebut adalah senjata, perhiasan, perabot rumah tangga dan
alat kerja. Meskipun demikian mereka belum menghasilkan barang dalam skala
besar. Mereka hanya membuat barang apabila ada pesanan. Melalui usaha yang
masih terbatas tersebut masyarakat Inggris tumbuh menjadi kelompok masyarakat
yang bermodal. Golongan masyarakat pemilik modal ini yang nantinya disebut
sebagai kaum kapitalis.
Para pemilik modal ini mendirikan
tempat kerja baru dengan mekanisme kerja yang baru pula. Para pemilik modal
membuat gedung yang luas dan dilengkapi alat kerja. Proses pengoperasian alat
kerja tersebut masih dikerjakan oleh manusia (manufaktur). Pada manufaktur ini
masih banyak tenaga yang dipekerjakan dengan upah yang rendah. Hal tersebut
disebabkan karena pekerjaan mereka tidak memerlukan latihan dan keahlian yang
tinggi.
Pekerjaan pada manufaktur masih bisa
dilakukan menggunakan tangan dan sama sekali tidak menggunakan alat. Berdirinya
manufaktur tersebut telah menggeser industry rumahan yang sebelumnya cukup
banyak di Inggris. Akibatnya para pemilik industri rumahan mulai mengalihkan
usahanya ke manufaktur.
Berkembangnya industri manufaktur
ini sangat menguntungkan perekonomian Inggris dan sekaligus membuka peluang
terjadinya Revolusi Industri. Kebutuhan akan alat-alat pada manufaktur tersebut
telah mendorong masyarakat Inggris untuk mencari solusi. Maka ditemukanlah
banyak alat yang dapat mempermudah pekerjaan pada menufaktur-manufaktur yang
telah berdiri.
2. Faktor-faktor yang
Melatarbelakangi Revolusi Industri
Revolusi bisa diartikan sebagai
perubahan secara cepat atau perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang
atau di suatu tempat. Sementara Industri artinya proses membuat
ataumenghasilkan suatu barang. Perubahan yang terjadi di Inggris pada abad
ke-18 merupakan perubahan dalam memproduksi barang-barang dari penggunaan
tenaga manusia kepada mesinmesin. Jadi Revolusi Industri adalah perubahan cara
membuat atau menghasilkan barang yang semula menggunakan tenaga manusia beralih
ke tenaga mesin.
Penemuan James Watt merupakan
awal mula munculnya Revolusi industri di Inggris terjadi pada tahun 1763. Watt adalah
seorang insinyur yang berasal dari Skotlandia. Dalam perjalanan dan
perkembangan sejarah manusia, penemuannya ini kemudian dianggap sebagai
penemuan pertama yang berhasil membuat alat kerja dengan tenaga mesin.
Sebenarnya James Watt hanya memodifikasi
mesin uap buatan Thomas Newcomen yang dianggap memboroskan bahan bakar
dan bertenaga kecil. James Watt kemudian menemukan kondensator (alat
untuk memadatkan uap) sehingga mesin uap Thomas Newcomen menjadi hemat. James
Watt terus memperbaiki mesin uapnya sehingga mesin uap Thomas Newcomen mulai
dilupakan orang dan mesin uap James Watt semakin dikenal orang. Dalam
perkembangan sejarah berikutnya, mesin uap James Watt nantinya dipakai dalam
kegiatan industri.
Dalam perkembangan selanjutnya. James
Watt menjadi motivator untuk para ahli lainnya menemukan alat-alat untuk
membantu manusia dalam menyediakan kebutuhan hidup yang tidak hanya sekedar
mengendalkan tangan-tangan manusia. Penemuan pada periode ini kemudian telah
mengantarkanm kepada sejarah baru umat manusia. Kemunculan Revolusi Industri
dilatarbelakangi oleh berbagai hal, di antaranya:
a. Dalam Bidang Politik
Pada abad ke-17 di Inggris terjadi
peperangan yang dahsyat antara bangsawan kuno dengan bangsawan baru yang
dikenal dengan Perang Mawar. Dalam peperangan tersebut bangsawan baru
muncul sebagai pemenang. Mereka berhasil menguasai kursi pemerintahan dan
selanjutnya mengendalikan negara Inggris.
Berbeda dengan bangsawan kuno yang
terkesan mewah dan boros, kaum bangsawan baru lebih menampilkan diri sebagai
kelompok masyarakat yang berpikiran maju. Bangsawan baru ini terdiri dari para
bangsawan rendah, petani kaya, pedagang sukses dan para tuan tanah pemilik
modal. Dalam menjalankan pemerintahan golongan ini lebih mengutamakan
perekonomian daripada kepentingan politik belaka.
Kemenangan bangsawan baru telah
memberikan angin segar untuk kemajuan Inggris karena focus perhatian mereka
tertuju kepada perekonomian, tidak lagi politik yang menjadi pusat perhatian
bangsawan kuno. Perdebatan politik yang terus-menerus kadang menghalangi
kemajuan yang dicapai.
b. Dalam Bidang Sosial-Ekonomi
Pada abad 18 pemerintah Inggris
mengeluarkan kebijakan menyangkut pengaturan status tanah. Pengaturan kembali
tanah pertanian di Inggris dikenal sebagai Revolusi Agraria. Revolusi diawali
dengan cara menukar tanah yang terpencar-pencar milik para bangsawan dengan
tanah petani di sekitarnya.
Melalui cara ini tanah bangsawan
menjadi luas, sebaliknya para petani mendapatkan tanah yang letaknya jauh dan
kurang produktif. Tidak jarang di antara para petani terpaksa meninggalkan
tanahnya atau terusir tanpa mendapatkan tanah hasil tukarannya. Selanjutnya
para bangsawan tersebut menjadikan tanahnya sebagai lahan peternakan domba atau
industri.
Banyaknya tanah pertanian yang
berubah menjadi daerah peternakan dan industri berkaitan dengan banyaknya
permintaan kain wol dan katun dari pasaran Eropa. Hal ini benar-benar telah
mengokohkan para bangsawan atau para pemilik modal untuk menggeluti bidang
industri dan peternakan. Apalagi para pengusaha di Inggris semakin diuntungkan
dengan tenaga kerja yang murah.
Tenaga kerja murah di Inggris
terdiri dari para petani yang telah kehilangan tanah dan mata pencahariannya,
termasuk juga kaum urban yang menyerbu kota-kota di Inggris karena
perkembangannya sebagai wilayah industri cukup menggiurkan. Manufaktur yang
berdiri di Inggris banyak menghasilkan barang-barang yang terbuat dari logam
seperti cangkul, pisau, wajan, dan lainnya.
Peralatan dari besi tersebut dibuat
setelah dileburkan ke dalam panas 1000 derajat celcius dengan bahan bakar kayu.
Dengan berjalanya kondisi alam yang semakin membahayakan, pemerintah Inggris
kemudian melarang penggunaan kayu sebagai bahan bakar karena dapat membahayakan
ekosistem hutan. Sebagai gantinya digunakan batubara yang di Inggris berlimpah.
Melalui ilmu pengetahuan yang sudah
cukup maju batu bara tersebut diubah menjadi cokes, yaitu proses yang
agak mirip dengan membuat arang menjadi kayu. Cokes telah membuka
kemungkinan untuk mengembangkan industri besi menjadi cikal bakal perkembangan
industri di Inggris.
Pada abad ke-18 pemerintah Inggris
mulai menikmati hasil dari kemakmuran negerinya. Marak dan berkembangnya
Industri manufaktur di Inggris ternyata diikuti dengan meningkatnya permintaan
masyarakat Eropa. Selain itu permintaan akan barang Inggris semakin luas
seiring dengan semakin luasnya jajahan Inggris, baik di Afrika maupun di Asia.
Kemajuan kegiatan industri yang masih menggunakan tenaga kerja itu telah
melahirkan kaum kapital di beberapa tempat dan kota di Inggris.
c. Dalam Bidang Iptek dan Budaya
Sejak zaman Renaisans perhatian dan
minat masyarakat Inggris terhasap ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar.
Orangorang saling berlomba mengadakan pembaharuan dalam segala bidang dan mulai
meninggalkan sesuatu yang dianggap kuno. Masyarakat Inggris sangat tertarik
dengan penelitian-penelitian terbaru dalam segala hal, termasuk industri.
Pada abad ke-17 di London sudah
berdiri perhimpunan yang bertujuan memajukan ilmu terutama matematika dan
fisika. Hasil penelitian ilmiah tidak hanya dijadikan rumusan atau teori belaka
tetapi juga diterapkan bagi peningkatan kesejahteraan hidup umat manusia,
terutama bagi kemajuan masyarakat Inggris.
Perangkat teknologi yang berhasil
meningkatkan industry pertekstilan di Inggris adalah alat pintal dan alat
tenun. Alat pintal adalah alat yang dapat memilih benang dari bahan kapas
sedangkan alat tenun adalah alat pembuat kain dengan bahan dasar benang. Orang
yang berhasil menciptakan alat tenun adalah John Kay (1733). Alat
tersebut diberi nama Flying Shuttle (pintalan terbang).
Alat ini mampu bekerja lebih cepat
dan dapat melebarkan kain sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Sedangkan
yang menemukan alat pintal adalah Hargreaves (1762). Alat ini kemudian
diberi nama Spinning Jenny. Alat penemuan Hargreaves ini dapat memintal
berpuluh-puluh gulung benang sekaligus.
Pada perkembangan selanjutnya
Inggris mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut ditandai dengan
banyaknya penemuan alat-alat baru yang menggunakan tenaga mesin. Atas
penemuan-penemuan tersebut, maka pada abad ke-18 oleh Inggris sering dijuluki
sebagai abad penemuan. Berikut ini beberapa penemuan yang terjadi di Inggris
pada abad ke-18.
3. Proses dan Dampak Perkembangan
Revolusi Industri
Revolusi industri telah menimbulkan
perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Inggris. Revolusi Industri
memberikan bermacam dampak positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan
ilmu pengetahuan. Secara umum, dampak revolusi industri bagi kehidupan penduduk
Inggris antara lain sebagai berikut.
a. Bidang Sosial
Pengaruh Revolusi dalam bidang
Industri bagi Inggris terlihat dari arus urbanisasi yang semakin besar di
kota-kota Industri Masyarakat di luar Inggris banyak yang tertarik untuk
tinggal dan mencari nafkah di Inggris. Akibatnya pengangguran dan tindak
kriminalitas banyak muncul dan meningkat.
b. Bidang Ekonomi
Pengaruh Revolusi Industri dalam
bidang ekonomi ditandai dengan pembangunan daerah-daerah industri dilakukan
secara besar-besaran. Revolusi industri juga berpengaruh terhadap munculnya
kota-kota industri seperti Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Kemunculan
kota-kota industri tersebut merupakan satu keniscayaan ketika industri
berkembang.
Perkembangan pesat dalam bidang
industri ternyata tidak hanya bersifat kuantitas melainkan juga berpengaruh
terhadap kualitas barang industri yang meningkat tajam. Revolusi industri telah
banar-benar mendorong warga Inggris untuk memperbaiki segala sesuatu berhubungan
dengan hasil pekerjaan mereka.
c. Bidang Politik
Pembangunan kawasan industri muncul
di berbagai kota, sebagian besar masyarakat mulai menikmati dampak dari
Revolusi Industri. Penduduk semakin mudah dalam memperoleh kebutuhan dan barang
industri. Para pengusaha dan pemilik modal mendapatkan keuntungan yang
berlimpah.secara singkat
Revolusi Industri telah membawa
pengaruh yang cukup baik yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup. Namun masalah
timbul ketika lahan yang dipakai untuk industri semakin sempit dan semakin
sulit untuk dapat menghasilkan bahan baku industry sendiri. Jumlah penduduk
meningkat tajam seiring dengan semakin tingginya arus urbanisasi dari para
pencari pekerjaan.
Masyarakat yang tidak memiliki
keahlian menjadi pengangguran Akibatnya tidak sedikit kejahatan yang terjadi,
kriminalitas meningkat. Selain dari itu juga banyak masalah yang dihadapi: upah
yang rendah, jaminan sosial yang buruk, jam kerja yang tidak sesuai ditambah
lagi kemudian terjadinya pencemaran lingkungan yang terus dan berkepanjangan.
Revolusi Industri menimbulkan dampak
yang mendorong terjadinya revolusi sosial yaitu gerakan masyarakat yang
berkeinginan mengubah kehidupan masyarakat kepada taraf yang lebih baik.
Pemerintah Inggris menanggapi keadaan ini dengan cara mengeluarkan
undang-undang Hak Asasi Manusia seperti Reform Bill 1832, Abolition Bill
1832, dan Factory Bill 1833. Reform Bill adalah peraturan
pemerintah yang berisi tentang hak-hak yang diperoleh pekerja dalam parlemen.
Factory Bill berisi tentang larangan penggunaan tenaga kerja wanita dan
anak-anak. Sementara Abolition Bill berisi tentang penghapusan
perbudakan. Perkembangan tersebut telah mendorong Inggris menjadi kota dengan
keadaan kota semakin lama semakin sempit. Para pengusaha dan pemilik modal
kemudian mencoba memasuki wilayah desa dan membeli wilayah di pedesaan.
Pengambil alihan tanah di pedesaan
ini menyebabkan pengaruh sosial ekonomi. Petani banyak yang kehilangan
pekerjaanya sehingga mereka berbondong-bondong melakukan urbanisasi ke kota
dengan harapan mendapatkan pekerjaan, terbukanya lapangan kerja yang baru, mata
pencaharian yang berubah dari seorang petani menjadi peternak atau buruh,
melimpahnya barang-barang kebutuhan, dan terjadi pencemaran di kawasan
industri.
Revolusi Industri di Inggris membawa
perubahan ekonomi secara mendasar yaitu peningkatan kesejahteraan hidup,
terutama bagi golongan kapitalis. Namun di balik berbagai keuntungan yang
dihasilkan, Revolusi Industri menyisakan satu permasalahan yaitu kurangnya
bahan mentah industri dan melimpahnya hasil industri.
Dari masalah di atas, para golongan
pemilik modal kemudian mencoba peruntungan dengan membuat jaringan perdagangan,
selain itu untuk mengatasi kekurangan bahan mentah, Inggris kemudian mencari
kawasan dan daerah yang dinilai memiliki potensi alam dan manusia untuk dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan industri.
Pemikiran inilah yang nantinya akan
berujung kepada lahirnya imperialisme modern yang dimotori oleh Inggris.
Ciri-ciri imperialisme modern yaitu menguasai daerah untuk mencari bahan
mentah, bahan baku, mencari tempat untuk menanamkan modal, dan mencari
tempat untuk memasarkan hasil industri. Tujuan ini sangat sesuai dengan
kesusahan yang dialami Inggris sebagai akibat dari Revolusi Industri.
Sejak Inggris menjadi pelopor
imperialisme modern, jajahan Inggris di Asia dan Afrika semakin luas dan
banyak. Dapat dikatakan bahwa Inggris adalah negara dengan imperialism
terbesar, karena jajahanya membentang dan terdapat di seluruh penjuru dunia.
Dalam rangka mendukung keamanan daerah jajahannya maka Inggris memperkuat
armada lautnya.
Pada periode ini, Inggris merupakan
negara dengan armada lautnya yang tidak tertandingi. Negara-negara lainnya yang
secara geografis berada di Eropa banyak yang mencontoh keberhasilan Inggris, di
antaranya Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol. Negaranegara tersebut berlomba
untuk mendapatkan daerah jajahan yang potensial. Revolusi Industri telah
melahirkan banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar